A walk in the woods

Entah kenapa akhir-akhir ini saya lagi suka banget nonton film bertemakan traveling. Dan salah satu film bertemakan traveling yang akan saya review kali ini berjudul “A walk in the woods”. Overall menurut saya pribadi ceritanya bagus dan pengambilan gambarnya juga lumayan. Oh iya, film ini sendiri diangkat dari sebuah buku yang berjudul sama.

Film ini bercerita tentang seorang penulis namanya Bill Bryson yang sudah berusia lanjut. Dia berasal dari Amerika tapi selama mudanya dia tinggal di Inggris, hingga akhirnya ketika pensiun menjadi seorang  penulis dia memutuskan untuk pindah ke kota kelahirannya, Amerika. Berlatar di sebuah jalur trekking bernama Appalachian Trail sejauh 2.200 mil. Appalachian trail adalah salah satu wisata hiking yang memiliki jarak terpanjang di dunia.

Dimasa tuanya Bryson merasa ada yang hilang dan kurang dalam dirinya selama ini. Dia  mencari dan merenung hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke alam seperti masa mudanya dulu. Disini konflik awal muncul, Bryson yang sudah berumur, mempunyai keluarga dan istri mendapatkan penolakan atas ide gilanya untuk melakukan perjalanan sejauh 2.200 mil tersebut, terutama dari istrinya Catherine. Setelah Bryson melobby istrinya akhirnya istrinyapun luluh dan mengijinkannya melakukan perjalanan itu dengan syarat tidak boleh sendiri dan harus ada temannya. Alhasil Bryson pun mengontak seluruh temann-temannya. Satu persatu penolakan datang dari kolega-koleganya atas ajakannya tersebut, hingga akhirnya ada salah satu kawan lama Bryson yang menerima ajakan Bryson, namanya Stephen Katz. Disini masalah kedua muncul, istrinya yang mengetahui masa lalu katz yang suram menolak jika suaminya harus ditemani oleh dia dalam perjalanan tersebut. Tapi disini Bryson berhasil meyakinkan bahwa tidak apa-apa lagian juga pilihannya hanya dia.

Singkat cerita jadwal telah ditentukan dan Bryson dibantu oleh anaknya membeli perlengkapan outdoor untuk perjalanannya. Banyak suka duka selama perjalanan bersama teman lamanya tersebut. Dari jatuh kesungai, diserang beruang, diganggu wanita cerewet, dikejar pria beristri, hingga terjebak dijurang. Tidak mudah bagi Bill untuk tetap bersama Katz, karena suatu ketika dalam perjalanan, Katz hampir menyerah dan tak sanggup melanjutkannya, memilih untuk mengambil jalan pintas dengan menggunakan kendaraan dan sedikit berputar. Tetapi Bryson menolaknya dan memaksa untuk tetap melakukan perjalanan alam ini dengan berjalan kaki. Pada akhirnya bukan sampai tidaknya perjalanan mereka. Melainkan bagaimana hubungan mereka berjalan yang sebelumnya tidak begitu baik, menjadi lebih baik lagi.

perjalanan bisa dimaknai dari berbagai hal, mulai dari melepas kepenatan, mendapatkan pengalaman dan teman baru, hingga sebagai suatu proses yang dapat mendewasakan kita. setiap tempat selalu punya cerita, bagaimana sebuah perjalanan mengajarkan tentang hidup itu sendiri.

New Room!

Purwokerto, 2 Desember 2018.

                Beberapa bulan pasca kelulusan saya, saya dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit sekaligus manis. Pahitnya saya akan segera tergusur dari kamar saya selama ini karena kakak kedua saya akan menikah dan secara de facto otomatis kamar saya selama ini  langsung berpindah hak kepemilikan pada kakak saya itu. Bahagianya akhirnya, kakak saya menikah dan menemukan jodohnnya. Alhamdulillah. Tapi kali ini saya akan berfokus dan bercerita tentang pengalaman saya tidur diatas/loteng. secara gitu, kamar di rumah saya ini sekarang hanya 3 dan isinya ada 5 orang. Satu dipakai oleh orang tua, satunya dipakai oleh kakak pertama saya dan keluarganya, dan sekarang satunya yang notabene dulunya kamar akhirnya dipakai oleh kakak kedua saya dan suaminya sekarang.

IMG20181202084547

Kamar baru saya dilantai 2.

Sebagian orang ada yang bilang kamar diatas atau lantai 2 itu enak, sebagiannya lagi befikir gak enak. And then, now I will share what I fell and my opinion about my new room dilantai 2. Pertama membahas sukanya dulu ya, kamar diatas itu berarti kamu akan jarang dikunjungi dan digangguin oleh orang-orang dibawah karena secara gitu orang butuh tenaga ekstra kalo harus naik ke lantai 2 dan kebanyakan orang pasti males. Cocok banget seperti saya yang orangnya cenderung introvert. Kedua, pemandangan dan point of view kamu bakalan beda banget dari selama ini dilantai dasar. Ini sih yang paling aku suka dari kamarku sekarang. Tiap hari bisa liat matahari terbit, gunung, sawah, matahari tenggelam. So beautiful!. Ketiga, secara tidak sadar tubuh kalian atau minimal kaki kalian akan lebih kuat daripada kebanyakan orang pada umumnya, itung-itung olahraga dan investasi kebugaran untuk hari tua kelak, secara gitu kalian akan sering naik-turun tangga. Misalkan makan turun, kencing turun, ambil logistik kaya minum dan cemilan turun. Sholat 5 waktu turun, mandi turun, dll. Untuk orang seperti saya yang menyukai olahraga itu cocok banget dan saya suka itu. Hahaha.

sunrise dari jendela atas

Saat-saat matahari terbit dilihat dari jendela kamar.

gunung slamet dari jendela atas

Gunung slamet yang setiap hari saya lihat dari jendela kamar.

Setelah sukanya sekarang bagian mengenaskannya. Pertama, kamar dilantai dua itu berarti kamu juga butuh tenaga ekstra ketika harus turun dan naik lagi. Coba aja bayangin ketika bangun tidur kamu harus sadar minimal 80%, kalo nggak mau jatuh kepeleset ketika turun ke bawah. Kedua, dilantai 2 itu berarti kamu harus siap menghadapi panas yang lebih, karena kamar kamulah yang pertama terpapar oleh matahari. Ketiga, kamarmu akan banyak serpihan-serpihan nggak jelas dan hewan-hewan yang berlalu-lalang, secara gitu atap kamarmu nantinya bakalan berbagi dengan rumah untuk hewan-hewan kecil seperti cicak, tikus, tawon, dll.

IMG20181202084640

Akses utama ke kamar saya. Sebuah usaha ekstra setiap hari.

                Keempat dan yang terakhir. Hal yang paling saya nggak suka kamar dilantai 2 adalah, setiap orang butuh saya atau ingin memberikan informasi kesaya mereka akan cenderung berteriak. Ya, karena kebanyakan orang akan malas untuk naik, akhirnya mereka lebih suka berteriak. Dan teriakannya itu sungguh menjengkelkan, seperti teriakan majikan ke pembantu. Keras dan berulang-ulang. Jadi kalo kalian ingin memutuskan pindah kamar keatas sebaiknya pertimbangkan bagian ini, apalagi kalo kalian orang yang punya telinga yang peka seperti saya. Ada suara sedikit saja langsung bangun atau terganggu, pindah kamar keatas tidak saya rekomendasikan.

                Mungkin itu sedikit suka duka yang saya rasakan selama hampir 2 bulan tinggal diloteng. Secara overall saya peribadi sejauh ini suka tinggal dikamar baru saya ini. Bagaimana dengan kamu? Iya kamu, kamu yang juga pernah merasakan atau baru merencanakan merasakannya…

-End, 9.45-