Jurnal 1. Refleksi Disiplin +

Tulisan ini berdasarkan refleksi pribadi dari artikel yang ditulis oleh Tina Blythe yang berjudul “Rohnya Pembelajaran Professional”. Bagi saya dunia pendidikan merupakan dunia yang sangat menarik dan dinamis, karena selalu berhubungan kuat dengan perkembangan zaman, manusia, dan perubahan yang terus berubah dan bertumbuh. Dibesarkan di dalam keluarga pendidik dari tingkat TK, Perkuliahan membuat saya tertarik dengan dunia ini, namun takdir pendidikan saya berkata lain. Saya lulusan Ilmu Kelautan, bukan pendidikan tapi saya sangat mencintai dunia pendidikan, terjun beberapa kali bekerja di dunia pendidikan membuat saya tersadar bahwa saya menikmati dan bagi saya menyenangkan ketika saya berbagi dan terus belajar dan bertumbuh, hingga akhirnya saya memutuskan untuk terjun dan mendalami dunia pendidikan sebagai pendidik terlebih khusus dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus. Tahun 2024 merupakan tahun pertama saya terjun di dunia pendidikan formal sebagai seorang pendidik, bergabung dengan team yang sudah berpengalaman lama di dunia pendidikan khusus membuat saya banyak belajar hal baru diluar backgorund pendidikan saya sebelumnya.

Sebagai seorang yang baru terjun di dunia pendidikan sebagai pendidik yang bukan seorang sarjana pendidikan membuat saya sedikit jetlag dengan dunia pendidikan sekarang, terlebih pengalaman saya yang masih minim dan harus banyak belajar perihal dunia pendidikan. Beruntung bagi saya, sebagai seorang pendidik baru saya dikelilingi oleh tim yang juga support dan terus ingin tumbuh, masih teringat jelas ketika baru bergabung saya diberikan sebuah buku tentang dunia pendidikan yang ditulis oleh Haidar Baghir yang berjudul “memulihkan sekolah, memulihkan manusia”, oleh salah satu rekan guru. disana saya menemukan potongan puzzle yang selama ini saya cari untuk menerapkan idealnya sekolah dan pendidikan itu.

Berat dan sulit, dua kata yang pertama kali terlintas dibenak saya, tapi bukan mustahil selagi sistem(institusi/sekolahnya) dan motornya (guru/pendidik) terus mau belajar seumur hidup, atau sering saya sebut sebagai lifelong learning. seperti kata pribahasa pucuk dicinta ulampun tiba, seakan semesta mendukung saya untuk terus tumbuh dan berkembang, tidak lama setelah saya membaca buku terssebut, pihak sekolah memfasilitasi pelatihan dipislin+ dimana menurut saya itu salah satu alternatif untuk menjawab tantangan di era sekarang dan tiba-tiba saya terlintas perihal pengalaman saya ketika melatih satwa dengan sistem reward saja yang berpedoman pada buku yang pernah saya baca berjudul “don’t shoot the dog”. tetapi ketika diaplikasikan belum bisa 100% memecahkan masalah. semoga dengan nanti saya mengikuti pelatihan ini, saya bisa menemukan potongan puzzle lainnya dan melengkapinya ketika proses pembelajaran untuk segala usia agar belajar itu menyenangkan dan menarik.

Leave a comment