Jurnal 4. Disiplin Positif, Self Regulation.

  • Apa metode self regulation yang anda pilih untuk diri sendiri?

Dari 7 metode yang ditawarkan oleh disiplin positif dan sudah saya coba satu persatu, akhirnya saya memilih positif time out dan  check in perasaan untuk self regulation saya, karena saya merasakana kenyamanan ketika melakukannya. Karena ketika melakukan positif time out ataupun check in perasaan saya bisa merasa tenang sambil merefleksikan diri dan mencoba mencari solusi terbaik untuk tindakan selanjutnya yang akan saya ambil sembari mengendalikan diri.

  • Apa metode self regulation yang anda pilih untuk siswa anda?
Siswa mencoba membuat lingkaran perasaan untuk self regulation

Setelah mempelajari dan memperaktikkan 7 metode disiplin positif perihal self regulation yang ditawarkan, awalnya saya dan tim memberikan pemahaman untuk semua opsi kepada siswa perihal self regulation yang ada pada positif disiplin dan mengajak mencoba mempraktekkannya bersama, untuk kemudian menanyakan langsung apa yang dirasakan siswa ketika melakukan dari masing-masing metode yang ada, untuk selanjutnya siswa sendiri yang memutuskan untuk metode yang akan dipakai dikelas berdasarkan kesepakatan bersama kelas. Setelah kita mempraktikkan bersama, anak-anak cenderung nyaman dan bisa mengeluarkan serta mengekspresikan perasaannya menggunakan lingkaran perasaan (Glad, Mad, Sad, or, Scared).

  • Apa yang anda perhatikan tentang cara siswa anda menggunakan beberapa kegiatan ini? Jelaskan kegiatan dan apa yang anda perhatikan serta sediakan dokumentasinya.
siswa mencoba streching untuk self regulation

Ketika saya bersama tim memberikan pemahaman awal perihal metode self regulation, masing-masing individu siswa memberikan respon yang berbeda-beda terhadap setiap metode yang ada dan ditawarkan, secara keseluruhan siswa perempuan dan laki-laki memberikan respon yang berbeda, dimana untuk siswa perempuan lebih bisa memberikan respon yang baik dan serius terhadap semua metode self regulation yang diberikan, namun hal tersebut berbeda terhadap siswa laki-laki, karena tidak semua metode yang diberikan direspon secara antusias. Sehingga muncul pertanyaan dalam diri saya, apakah gender berpengaruh terhadap metode self regulation? Secara keseluruhan siswa lebih tertarik terhadap self regulation yang banyak melibatkan pendapat pribadi siswa dan siswa diajak untuk berbicara serta mengemukakan pendapatnya secara langsung. Ketika praktik dan ditanya secara langsung pendapatnya, setiap siswa sudah memahami pentingnya self regulation dan sudah bisa menentukan apa yang menurut mereka nyaman untuk dilakukan untuk meregulasi emosinya, kebanyakan anak lebih nyaman menggunakan self regulation dengan lingkaran perasaan.

Jurnal 3. Preparing the Ground

Bagaimana dampak praktik kembali ke agreements dengan bertanya kepada siswa “bagaimana perkembangan kita? Terhadap kelas kita?

Dampak dari refresh agreements adalah kita jadi mengetahui perasaan siswa dan alasanya kenapa suatu kesepakatan yang awalnya telah disepakati tidak berjalan dan kita juga bisa mencari solusinya untuk permasalahan tersebut dengan saling sharing secara terbuka dan mencoba untuk memperbaiki kesepakatan sebelumnya yang belum berjalan, sehingga harapannya semua anak bisa bertanggung jawab akan kesepakatan kelas dan menjalankannya dengan suka hati.

Apa yang saya lakukan untuk mempraktikkan encouragement?

Sejauh ini yang saya lakukan untuk encouragement adalah bertanya terlebih dahulu untuk menggali alasan dibaliknya serta mendengarkannya, kemudian setelah itu saya akan mencoba untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan disertai contoh-contoh yang relevant dengan kehidupan kita dimana hal tersebut saya harapkan bisa memantik rasa penasaran dan pertanyaan terhadap anak tersebut sehingga terjadi diskusi dan anak diakhir sesi diminta untuk menyimpulkan sendiri hasil dari diskusi tersebut

Siswa saya yang manakah yang paling membutuhkannya?

Berdasarkan pengalaman dan observasi check in check out di kelas, menurut kesimpulan saya siswa yang paling membutuhkan adalah siswa yang cenderung karakternya pemalu, sehingga sedikit tertutup ketika diminta pendapatnya akan suatu hal didalam forum. Hal ini bisa menyebabkan tidak berjalannya agreements kelas dikarenakan siswa tersebut merasa tidak ada koneksi terhadap agreements tersebut, biasanya untuk kasus tersebut saya akan membuat kelompok-kelompok kecil, sehingga anak yang pemalu merasa nyaman dengan kelompok yang lebih kecil.

Jurnal 2. Apa itu disiplin+, sebuah alternatif dalam mendidik di era Society 5.0

Berdasarkan video pembelajaran yang di sharing oleh Jane Nelsen dalam video sebelumnya dan video perkenalan mahruk dari presentasi minggu lalu sangat menarik, dimana dari kedua video tersebut memberikan Sebuah ide atau alternatif yang bisa dipakai dan aplikatif dalam sebuah proses pembelajaran, dimana akan lebih efektif ketika kita menjumpai suatu kendala dalam proses mendidik kita disarankan untuk sharing dengan orang disekitar kita, karena bisa jadi mereka pernah mengalami hal tersebut dan sudah menemukan solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut, dan cara tersebut sudah teruji serta efektif untuk menemukan solusi yang terbaik, karena pada prinsipnya tidak ada guru/pendidik yang sempurna dan mengetahui semua hal, oleh karena itu kita juga bisa belajar dari pengalaman orang lain dan saling terbuka untuk berbagi dan memberikan feedback yang membangun dalam mencari sebuah solusi saat menemukan kendala ketika mendidik. Dimana salah satu hal yang bisa dilakukan adalah ketika kita ingin mengarahkan/mengkoreksi prilaku seseorang ke hal yang positif tanpa menggurui, yaitu bertanya dimana pertanyan tersebut nantinya akan memancing setiap individu untuk berfikir kritis sebab dan akibatnya dari tindakan yang dilakukannya tanpa memberi tahu, sehingga ada proses berfikir secara mandiri dan terbentuk diskusi yang nanti terjadi dimana harapannya ketika individu tersebut menemukan jawabannya dan menyimpulkan sendiri nantinya tidak ada penolakan/resistensi oleh individu tersebut. Resistentis individu pada perintah/keinginan kita terhadapanya terjadi kebanyakan karena cara penyampaian yang kurang tepat dimana anak merasa kurang dilibatkan ketika kita hanya menginstruksikan tanpa bertanya.

Bagaimana hal tersebut berhubungan dengan saya pribadi? Tentunya sangat berhubungan dengan pekerjaan saya dimana sebagai seorang pendidik dan orang tua terkadang saya masih sering menggunakan instruksi tanpa bertanya entah disadari atau tidak, karena menurut saya mungkin itu yang terbaik, padahal belum tentu menurut versi kebutuhan anak dan alasan dibalik dari prilaku tersebut. Dan sebagai seorang pendidik pola pikir yang akan saya kembangkan kedepannya yaitu belajar menerapkan bertanya terlebih dahulu kepada prilaku anak yang mungkin kurang tepat atau ingin kita koreksi secara kesadaran penuh atau mindfullnes, karena sebetulnya disadari atau tidak, terkadang anak-anak sudah melakukan positif disiplin dengan sendirinya, seperti dalam memecahkan suatu permasalahan yang hadir di hidupnya dengan kesadarannya sendiri, tugas kita terkadang hanya harus bertanya tanpa menginstruksikan sehingga terbuka ruang diskusi sebagai pembelajaran bersama-sama, selain itu kita sebagai pendidik juga perlu terus mau belajar, bertumbuh dan terbuka akan segala hal dan tak lupa pastikan connection before correction karena ketika koneksi kita kuat terhadap individu tersebut, tentunya akan jauh lebih mudah untuk mengajarkan suatu hal yang kita inginkan degan bertanya dan berdiskusi tanpa perlu menginstruksikannya.

Apa yang tersedia di website https://www.positivediscipline.com/ dan sekiranya bisa saya Pakai dan kembangkan adalah, saya sangat tertarik untuk menggunakan kartu permainan kartu positif disipline parenting tools, dan artikel” di website tersebut terkait dengan positif disiplin, untuk kartu positif disiplin sendiri tentunya harus ada penyesuaian dengan kearifan lokal dan kebutuhannya dulu, terlebih terhadap anak berkebutuhan khusus, yang tentunya kebutuhannya akan berbeda setiap individunya, semisal untuk tunanetra mungkin bisa dibuat versi braile atau audionya, harapanny lebih inklusi. Kemudian untuk artikel sendiri akan lebih nyaman ketika ada versi video/audionya, sehingga kita akan lebih mudah memahami maksudnya.